Hola! hihihi blog lama zhara udah gak pernah dibuka-bukain :D
ini, buat yang buka blog ini... pliiisss, gak usah buka blog ini lagi:( udah gak kepake soalnya:( sekarang aku pindah kesini>>>> www.zharamemories.wordpress.com
nah, yaudah.. langsung go to my new blog ;) okay???
Whatever I Want
Minggu, 01 Juni 2014
Minggu, 19 Januari 2014
MORE FANFICTION
hola! readers, author lagi coba buat daftar fanfiction disini..... yaa, maksudnya biar gak bingung gitu =)) ya udah langsung ke daftarnya aja yaa =D... no co-pas and no bashing =)) semua nya murni hasil khayalan author yang emang kadang-kadang rada gak nyambung gitu deh =) bahkan kadang judul sama cerita juga gak nyambung ahahaha =D ahh, sudahlah...
#PS: "jangan lupa melestarikan budaya RCL (Read,Comment,Like) soalnya author masih banyak bgt kekurangan, jadi mohon bantuannya Minna =D ^^v"
MotoGP Fanfictions:
Be More Beautiful:
Part 1: Main Cast POV
Part 2: Marc And Aline
Part 3: You're My Everything
Part 4: Anything For You
Part 5: It's Time To....
Part 6: Love, Love, Love
Part 7: Nothing More Than You
#PS: "jangan lupa melestarikan budaya RCL (Read,Comment,Like) soalnya author masih banyak bgt kekurangan, jadi mohon bantuannya Minna =D ^^v"
MotoGP Fanfictions:
Be More Beautiful:
Part 1: Main Cast POV
Part 2: Marc And Aline
Part 3: You're My Everything
Part 4: Anything For You
Part 5: It's Time To....
Part 6: Love, Love, Love
Part 7: Nothing More Than You
Minggu, 22 Desember 2013
MotoGP Fanfictions (7th) Be More Beautiful: Nothing More Than You
Cast:
Marc Marquez
Kichida Caroline
Alex Marquez
Genre:
Romance, Drama, Brothership, Friendship dan sekena nya =D muehehehe~
Rating:
PG-13
Author:
@azharasrwt
Soundtrack:
ROAR - Katty Perry
If Ain't Got You - Alicia Keys
Heart Attack - Demi Lovato
and other ^^v
Disclaimer:
cerita ini gak co-pas... murni hasil karya author... no bashing!!! remember this>>> Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan tempat, nama, dan juga cerita adalah hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesamaan. *apaansihraa* -___- ahahah ya udah lah yaa~ Don't Take It Serious~~~
yakin, kali ini gak ada lagi yang typo ^^v
Hope You Like It =)
~HAPPY READING~
“hah,
awal bulan. Aku harus balik ke Madrid dan ninggalin istana kecilku ini.” Aline
sudah mengemasi pakaian dan semua perlengkapannya. Untuk terakhir kalinya ia
memandangi seisi rumah kecilnya yang sudah 10 bulan ia tempati.
*TIIIIIIIINNNNNNN…….*
Suara klakson mobil terdengar dari
luar. Sepertinya Marc sudah siap menjemput Aline.
“MARC….” Teriak Aline
menghampiri Marc dan langsung memeluknya.
“ALINE….” Marc langsung pasang badan.
“marc, aku pasti bakal kangen berat sama Indonesia.” Tangan Aline masih memeluk
Marc erat.
Marc langsung mencium kening Aline
sambil mengusap rambutnya. “aku juga sama lin. Disini terlalu banyak
kenangannya lin.”
“oh iya
marc. Kita harus cepat. Kalo nggak nanti kita ketinggalan pesawat.” Ujar Aline melepas
pelukannya dari Marc.
“kamu
tenang aja sih. Aku udah bikin prediksi kalo jalanan gak bakal macet. Lagian,
masih lama banget kok. Mending kita cari makan dulu.” Kata Marc.
“sok tau.
Kalo tiba-tiba macet gimana? Tapi, aku juga laper nih. Makan apa ya?” Tanya
Aline.
“kamu mau
nya makan apa? Aku traktir nih.” Marc berbalik tanya.
“apaan
ya??? Aku mau soto betawi.” Jawab Aline nyengir.
“astaga.
Aline, kita lagi di Bali bukan di Monas. Mana ada soto betawi di deket sini.”
Sahut Marc bingung.
“oh
yaudah. Kalo gitu aku mau rendang aja. Rumah makan padang pasti masih ada di
deket sini.”
“hah,
terserah kamu aja deh lin.” Marc pasrah dengan kemauan Aline. Marc membukakan
pintu mobil dan mempersilahkan Aline masuk. Aline hanya tersenyum manis melihat
kelakuan pacarnya. Marc juga masuk kedalam mobil. Mereka berdua duduk bersama
di belakang.
Tak lama di perjalanan, Aline
melihat ada rumah makan padang yang cukup besar.
“pak,pak,pak berenti….”
Seketika supir nya kaget karena dengar teriakan Aline.
“udah
sampe lin. Dimana?” Tanya Marc tidak sabar karena perut nya mulai keroncongan.
Aline
mendekatkan telinganya ke arah perut Marc.
“ahahahaha….. cacing nya Marc udah
pada laper.” Aline tertawa geli mendengar bunyi aneh yang berasal dari perut
Marc.
“enak aja
cacing. Emangnya aku cacingan apa?” Tanya Marc mencubit pipi Aline.
“aduh,
aduh. Sakit pipiku marc. Ya udah, ayo turun.” Marc dan Aline langsung masuk ke
dalam rumah makan itu dan menempati meja kosong. Mereka berdua duduk saling
berhadapan.
“kamu yang pesan sana. Aku gak ngerti ngomongnya kayak gimana.”
Ujar Marc.
“beres.
Tenang aja. Lagian 10 bulan di Indonesia, masa masih gak ngerti bahasa
Indonesia. Kamu mau apa?” Tanya Aline.
“hmm,
daging yang waktu itu kamu bikin. Dang….dangg..danggg… duh apa sih namanya?” Tanya
Marc menggaruk kepalanya karena bingung.
“rendang
kan maksudnya?” Tanya Aline lagi.
“nah, iya itu dia. Rendang. Aku pesan rendang.”
Jawab Marc tersenyum.
“sama
dong. Aku juga pesan rendang. Tunggu bentar ya.” Aline meninggal kan Marc dan
tiba-tiba ide jail itu muncul di otak Aline.
“uda,
pesan rendang 2. Tapi yang satu sambel nya langsung di campur sama bumbunya ya.
Biar pedes banyakin ya sambel nya. Terus, yang satunya lagi gak usah terlalu
pedes. Buruan ya uda.” Kata Aline sambil melirik ke arah Marc. Aline kembali ke
tempat duduknya. Sepertinya Marc tidak tahu apa yang direncanakan Aline.
“alex
rajin banget. Jam segini udah nyampe bandara.” Kata Marc sambil memainkan
iphone nya.
“hahahha…tumben
ya.” Sahut Aline singkat karena masih membayangkan ekspresi Marc nanti saat
menyantap rendang setan ala uda rumah makan padang. Pesanan pun datang. Marc
langsung mengambil sendok dan garpu. Aline yang melihat Marc hanya bisa
ternganga.
(“hah?
Kok marc gak kepedesan sih? Dia kan gak suka pedes. Hmm, ini mah emang dia yang
kelaperan.”) ujar Aline dalam benaknya.
Aline
ikut menyantap menu yang sudah ia pesan. Tapi masih dengan tatapan heran nya
pada Marc.
“enak marc?” Tanya Aline.
“iya enak
banget.” Aline masih diam terpaku menunggu reaksi pacarnya itu. Marc mulai menyeka
keringat nya yang perlahan mulai turun dari pelipis dan keningnya.
“huh..hah..huh… kok jadi pedes banget ya?”
Tanya Marc kepedesan.
“emang
pedes ya? Iya nih, punya aku juga pedes banget. Huh..hah…huh..” jawab Aline
pura-pura gak tahu dan sok ikut-ikutan kepedesan.
“hmm, mau
minum gak. Aku ambil di mobil dulu ya. Soalnya minuman nya abis tadi kata abang
nya.” Lanjut Aline.
“gak usah
lin. Aku masih kuat. Huh..hah..huh..” marc berusaha tetap kuat di depan Aline
padahal rasa pedes itu udah memuncak. Mungkin akan berakhir dengan diare atau
semacamnya. Aline menatap Marc dengan wajah tanpa dosa dan berusaha menahan
tawa.
“serius?
Ini aku ambilin air nya dulu ya?” Aline mulai panik karena takut pacarnya itu
kenapa-napa.
“enggak,enggak.
Aku kuat lin. Aku kan cowo sejati." Marc masih berusaha menahan rasa pedas
nya. Aline mulai panik dan langsung mengambil air minum di mobil nya.
“nih,
minum dulu deh. Dari pada kenapa-napa.” Aline memberika sebotol air dingin.
Tanpa basa-basi lagi Marc meraih botol itu dan langsung meminumnya. Air yang
terisi penuh di botol seketika habis ia minum.
“mana?
Katanya kuat? Buktinya itu air langsung abis.” Ujar Aline meledek.
“astaga
lin, itu tadi rendang nya pedes parah ya. Gilaaaa, itu cabenya ada berapa sih?”
Marc masih kepedesan.
“gak tau.
Emang nya yang bikin rendang nya aku apa? Lagian, namanya juga masakan padang.
Mana ada yang gak pedes marc?”
“aku gak
tau. Aku bukan orang padang. Aku orang Spanyol.” Jawab Marc dengan wajah datar
tanpa ekspresi.
Marc
mendekatkan wajahnya ke wajah Aline.
“nah, gimana kalau kita udah nikah nanti,
terus kamu tinggal di spanyol kita buka usaha rumah makan padang aja.” Marc
bicara dengan nada bercanda.
“hah?
Gila… ye keleus di spanyol ada rumah makan padang. Mana laku jelek!” ujar Aline
bercanda.
“ye
keleus? Apaan tuh? Korban sinetron pasti nih.”
“kamu aja
yang kudet.” Sahut Aline menjulurkan sedikit lidahnya.
“kudet???
Apa lagi sih itu?” Tanya Marc bingung karena Aline mulai menggunakan bahasa
yang asing di telinga Marc. Yap, Marc menyebutnya BAHASA PLANET MARS. Walaupun
sebenarnya Marc juga gak tau bahasa planet mars itu kayak gimana.
“abaikan
lah.” Jawab Aline mulai unmood. Marc semakin mendekatkan wajahnya ke wajah
Aline. Sepertinya sedikit lagi Marc akan mencium Aline. Aline langsung menutup
wajah Marc dengan kedua tangannya.
“heh? Mau
ngapain?” Tanya Aline kaget.
“ihh…
kamu ngapain ngerauk muka aku. Untung tangan kamu gak ada cakarnya.” Jawab
Marc. Sepertinya Aline tau apa yang di inginkan Marc.
“jangan disini
marc. Ini tempat umum.” Kata Aline berbisik. Marc mengerti. Ia hanya
menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
*****
Aline dan Marc sampai di bandara.
Terlihat dari kejauhan sepertinya Alex sedang menunggu seseorang. Marc langsung
berlari menuju adiknya itu.
“eh, akhirnya lu dateng juga. Lama banget sih?”
Protes Alex.
“iya sorry, gue tadi breakfast bareng gitu deh sama pacar
kesayangan.” Jawab Marc nyengir.
“breakfast bareng sih boleh aja marc, tapi
pikirin perasaan adik juga kali.” Sambung Alex kesal.
“terus siapa aja yang
udah dateng?” Tanya Marc sambil menoleh kiri kanan.
“yang gue liat tadi ada
pol, doni tata, Jorge, maverick. Udah, mereka doang yang gue liat.” Jawab Alex.
“marc,
kok aku di tinggal sendiri?” Tanya Aline menggembungkan pipinya. Marc langsung
memeluk Aline dan meninggalkan Alex.
“duh,nasib jadi jones begini banget ya.”
Gumam Alex dalam hati.
*****
Marc duduk tepat disebelah kiri
Aline. “marc, aku kadang-kadang suka mabuk udara gitu kalo naik pesawat.” Kata
Aline.
Marc menggenggam pergelangan tangan Aline. “gak akan mabuk. Kamu tidur
aja. Kalo tidur pasti gak akan mabuk.” Ujar Marc.
Pesawat pun lepas landas.
Entah kenapa tiba-tiba wajah Aline terlihat agak cemas dan khawatir. “kamu
kenapa lin? Kok kayaknya khawatir gitu?” Tanya Marc yang ikut-ikutan cemas
karena melihat ekspresi pacarnya yang tidak biasa.
(“ya tuhan, aku ingat
kejadian beberapa tahun yang lalu. Karena pesawat. Karena kejadian itu yang
menewaskan kedua orang tua ku.”) benak Aline.
“enggak. Gak apa-apa. Aku tidur
ya.” Jawab Aline lirih. Aline menyandarkan kepalanya di pundak Marc dan tak
lama ia terlelap bersama Marc.
To be continue....
Rabu, 18 Desember 2013
MotoGP Fanfictions (6th) Be More Beautiful: Love, Love, Love
Cast:
Kichida Almaira
Dani Pedrosa
Genre:
silahkan pikirkan sendiri... author nya bingung... maklum lah baru selesai UAS ^^v
Author:
anak SMA yang pengen ketemu biasnya -,- *apaancoba
OST:
Breakaway~ Kelly Clarkson
My Immortal~ Evanescence
and other =)
Disclaimer:
ini cerita gak akan co-pas. but remember this >>> Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan tempat, nama dan juga cerita adalah hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesamaan. =D *sinetronbangat* berusaha biar gak typo lagi ^^
Hope You Like It=D
~HAPPY READING~
Dani’s POV
Entah
kenapa bayangan wajah Alma tiba-tiba menghantui pikiran ku. Terakhir saat aku
tau bahwa Alma sudah menjadi pacar Alvaro, aku berusaha untuk melupakannya. Ya,
mungkin perasaan itu sempat hilang tapi rasa itu datang lagi tanpa alasan yang
pasti. Beberapa hari yang lalu disaat sedang bosan tak sengaja aku melihat
berita di TV kalau Alma dan Alvaro telah mengakhiri hubungannya.
Siapa sih yang
gak kenal sama cewek cantik ini???? Runner-up ajang pencarian bakat di Spanyol
yang rating acaranya sangat tinggi???? Kichida Florentina Almaira. Sontak
berita itu membuat aku kaget. Setelah berita itu tersiar, perasaan ku biasa
saja. Tapi, kok rasanya aku ingin sekali bertemu dengan Alma. Aku ingin melepas
rindu dengannya. Kalau bisa, aku juga ingin bertemu teman-teman lama ku sewaktu
masih di Senior High School. Aku mencoba mengirim text lewat kik. Ternyata,
username Alma masih aktif digunakan. Aku juga tak menyangka kalau Alma menerima
ajakan ku untuk bertemu. Berdua, ya hanya berdua saja.
Aku
ini orang yang terkenal sangat telat. Sewaktu di Senior High School juga aku
mendapat angket ter-telat. Walau begitu, aku tetap bangga dengan angket
angkatan itu. Aku dan Alma akhirnya setuju untuk bertemu di salah satu
restaurant di Madrid. Yap, aku sengaja mencari tempat yang tidak terlalu jauh
dari rumah. Apalagi kalau bukan agar tidak telat lagi.
“jangan telat lagi ya daniiiii….” Ucapnya
lewat kik.
Aku tidak tau apa yang aku rasakan
sekarang. Senang,bahagia, takut dan yang lainnya semua menjadi satu. Awalnya
agak susah menentukan kapan waktu untuk bertemu. Akhirnya, Alma memilih hari Minggu.
Yaa, untuk orang se-tenar Alma yang jadwalnya padat, sibuk. Kalau kemana-mana
pasti susah. Belum lagi harus didampingi pengawal yang berbadan besar itu.
“kamu yakin, keluar rumah tanpa
pengawal-pengawal mu?” Tanya ku seraya bercanda.
“berlebihan deh. Biasa aja kali.” Jawabnya
enteng.
Aku ragu, fans nya Alma itu gak sedikit.
Sama seperti ku. Tragedi pipi ku yang merah karena dicubit fans. Uhh, rasanya
itu hal yang paling menyebalkan. Sakitnya sampai 3 hari. Oke, kembali ke topik.
Dani’s POV end
***
Alma’s POV
*phone ringing*
Hah!
Gak tau apa orang lagi capek, baru pulang show. Kalau kalian pikir jadi
entertainer itu menyenangkan, ahahaha salah banget. Iya sih, dulu aku juga
mikirnya kalau jadi orang terkenal itu enak. Kemana-mana di kenal orang.
Makanya bibi Pat menyarankan aku untuk mengikuti ajang pencarian bakat itu.
Apalagi, karena bibi Pat tau, darah seni yang mengalir dari tubuh ibu ku ikut
mengalir dalam tubuh ku juga. Dari mulai audisi 1, 2, 3 sampai grand final. Dan
akhirnya aku menjadi runner-up nya.
“hola! Alma.” Aku kaget. Daniiiii…..
iyaaa…. Dani yang mengirim kik. Aku juga baru sadar kalau akun kik milik ku itu
belum aku non-aktifkan.
“astaga. Ini benar dani bukan sih?”
tanyaku bingung. Gimana enggak, Dani itu kan rider MotoGP yang terkenal.
Terkenal dengan julukan Rider imut, kece, ganteng sepanjang masa. Ingat! Itu
julukan, bukan aku yang ngomong.
“iya ini aku dani. Akun kik mu masih aktif?”
Tanya nya yang semakin membuat rasa penasaran ku menjadi-jadi.
“iya masih aktif. Tapi cepat atau lambat
aku akan me non-aktifkan nya. Hahahha.” Jawab ku sedikit bercanda.
“aku ingin bertemu dengan mu. Kau yang menentukan harinya.” Lanjut nya.
Hmm, orang ini berterus terang sekali. Baru saja mengirim kik. Eh, sekarang
malah ngajak ketemuan. Oh, aku bingung menentukan waktunya. Senin sampai Sabtu,
penuh. Ide itu muncul secara tiba-tiba. Minggu. Ya, hari itu benar-benar gak
ada jadwal shooting.
Tapi, bibi Pat pasti melarang keras kalau aku pergi
sendiri. Ya, akhirnya aku memutuskan untuk bertemu Dani hari Minggu. Tepatnya
jam 2 siang. Masalah bibi Pat, aku akan bilang kalau aku pergi bersama
teman-teman Essentric Entertaiment. Mudah kan? Walaupun minta izin keluar rumah
sama bibi Pat itu sehidup-semati. Enggak juga sih, itu berlebihan. Ya pokoknya
minta izin sama bibi Pat itu susah. Dia terlalu tegas. Tapi, Never give up. Aku
gak akan bikin Dani kecewa.
Alma’s POV end
***
Dani’s POV
Esok
harinya. Raul menelfon ku.
“hari ini ada pemilihan mesin baru dan
yang lainnya. Pokoknya semua rider Repsol Honda harus hadir. Tanpa terkecuali,
tanpa alasan apapun!!”
oh my god. Terus gimana sama janji aku bertemu dengan
Alma???? Apa untuk bertemu dia saja aku harus bikin dia kecewa??? Gak mungkin
kan???? Aku sudah janji akan menepati janji ku tanpa telat sedikit pun.
Suuussssaaaahhhh…. Aku dan dia sama-sama sibuk. Oke, aku janji. Aku gak akan
bikin Alma nunggu lama. Aku memasuki kamar mandi dan segera bersiap-siap menuju
pusat tempat pemilihan mesin. Aku langsung menuju mobil dan mengendarainya
dengan cepat. Ya, tau sendiri Alma itu orangnya kayak gimana.
Pendiam, tapi
kalau sudah marah cerewet nya itu kayak petasan banting. Oke, tiba di tempat.
Raul langsung menghampiri ku. Jujur saja, saat pengarahan tentang mesin dan
apapun itu yang masih ada sangkutannya dengan MotoGP, aku benar-benar gak
konsen sama sekali. Yang ada di pikiran aku Cuma Alma, Alma, Alma lagi.
“hey, kau bilang semua rider repsol Honda
harus datang tanpa terkecuali. Mana marc? Bukannya dia masih di Indonesia?”
Tanya ku yang baru menyadari kalau si bocah ajaib itu tidak hadir.
“ahahaha… aku juga lupa kalau marc masih
di Indonesia. Ya karena hanya ada kau disini, yasudah lah.” Jawab nya enteng.
“hey, kenapa kayak gitu??? Raul, aku punya
janji sama orang lain. Aku janji gak akan telat buat ketemu sama dia.” Aku agak
terbawa emosi. Tapi, aku berusaha agar tidak mengeluarkan amarah ku di depan
orang banyak.
“siapa? Seorang gadis kah??? Apa dia itu
pacar mu????” Tanya nya yang terus saja meledek.
“heh, ini bukan waktunya buat bercanda ya.
Aku gak bisa lama-lama disini. 5 menit lagi aku harus pergi.” Jawab ku kesal.
“iya. Kau ingin pergi menemui gadis itu
kan??? Iya aku mengerti.”
Untuk
kali ini aku lagi gak pengen berdebat yang gak penting sama orang. Apalagi Cuma
karena hal sepele. Sudah. Aku sudah minta izin sama orang-orang di tim-ku untuk
pulang lebih dulu. Aku langsung mengendarai mobil ku dengan kecepatan tinggi.
Walaupun aku tau sangat berisiko melaju dengan kecepatan tinggi di jalan raya
seperti ini. Tapi, itu semua demi kau. My Sweatheart.
Dani’s POV end
***
Alma’s POV
Jam
4.00 pm. Satu hal yang aku benci dari Dani sejak dulu. Ia selalu gak bisa on
time. Dia pikir mudah menunggu selama dua jam dengan keadaan yang terik seperti
ini? Aku berusaha supaya gak bikin kamu kecewa Dani. Tapi, kamunya???? Kita
memang sama-sama sibuk kan??? Tapi, untuk sehari dan sekali aja kamu on time.
Aku juga sibuk, tapi aku tetap berusaha ngasih yang terbaik. Aku gak mau kamu
nunggu lama. Apalagi panas-panasan. Tapi, kenyataan nya malah aku yang nunggu
lama sambil panas-panasan.
Udah
panas, bikin tambah emosi aja lagi. Dan dia….. Alvaro….. Why??? Why??? Why did
you have to comeback???? Sengaja aku ngelupain semua tentang Alvaro. Aku agak
terkejut saat dia menghampiri.
“hai.” Alvaro menyapa dan membuat aku
sedikit kaget.
“ka…ka…kamuu??” sahut aku yang saat itu
benar-benar bingung. Aku kaget, kenapa Alvaro tiba-tiba bisa ada di belakang
kursi yang saat itu sedang aku tumpangi. Tapi di sisi lain aku masih memikirkan
keadaan Dani.
“iya. Kita udah lama gak ketemu kan?
Kira-kira udah berapa lama ya?” Tanya nya yang mulai sok kenal sok deket. Ihh,
apa-apaan sih orang ini. Aku bener-bener gak pengen liat mukanya lagi. Kalau
melihat mukanya itu, apalagi membayangkan nya dengan wanita gelap nya. Ihh,
rasanya ingin ku cambuk mukanya itu dengan pisau platinum.
“sedang menunggu seseorang? Siapa?
Sepertinya dari tadi kau sendirian saja?” orang ini pengen tau banget urusan
orang sih. Duh, makin bikin ancur mood aja.
“uhm,i..iya..iya… menuggu…yaa…menunggu.”
Jawab ku terbata-bata. Ihh, liat mukanya aja males apalagi ngejawab. Ya, jawab
apa adanya aja lah ya. Tak lama setelah Alvaro datang, Dani pun ikut datang
menghampiri ku.
Aku
langsung memarah-marahi nya. Bodo amat
lah walaupun itu di tempat umum sekali pun. Habisnya aku kesal. Dari zaman
Senior High School pun Dani juga sering terlambat masuk kelas. Makanya, gak
heran kalau dia selalu jadi perhatian guru sama temen-temen waktu di sekolah. Untungnya
dia cerdas, baik, ramah, berprestasi pula.
“heh,bagus ya! Kau suruh aku menunggu 2
jam disini. Kau pikir mudah menunggu 2 jam dengan keadaan terik seperti ini?”
aku terus mengomel di depan nya. Tapi, dia malah menggandeng tangan ku dan
masuk ke dalam mobil.
Dani
langsung minta maaf dan menjelaskan semua nya. Ternyata dia harus mengikuti
apalah itu namanya. Aku mana tau, pokoknya tentang mesin-mesin gitu deh. Aku
berusaha mengerti. Walaupun sebenarnya masih agak kesal. Kalau telatnya 30
menit atau 1 jam, mungkin masih bisa aku maafkan. Tapi, gimana kalau 2 jam???
Dan itu keadaannya terik banget???? Hah, ya udah lah. Toh, gak ada gunanya lagi
marah-marah. Aku ngerti dan aku paham kok. Aku maafkan. Tapi, ku harap kejadian
seperti ini jangan terulang lagi ya.
Alma’s POV end
***
Dani’s POV
Gawatttt!!!gawaaatttt!!!
udah telat 2 jam. Pasti cewek cerewet itu bakal ngomel-ngomel nih. Duh, salah
ku juga sih. Emang dasar nih si Raul. Ku pikir Marc juga ikut datang ke
pertemuan itu. Bodoh nya lagi, kenapa aku gak sadar kalau Marc itu masih di
Indonesia??? Kalau tau begitu kan, aku juga gak akan ikut pertemuan itu. Pasti
aku langsung melarikan diri.
Sampai di tempat. Katanya Alma sedang menunggu di
bangku. Sejauh mata memandang, kayaknya gak ada bangku. Aku berusaha terus
mencari Alma. Ah, itu dia. Tapi, kenapa ada si Alvaro????? Apa mereka balikan
lagi???? Duh, pikiran ku ini makin mengada-ngada aja.
Baru saja aku datang,
Alma sudah ngomel-ngomel karena kesal menunggu ku terlalu lama. Iya, kali ini
aku bikin dia kecewa. Aku langsung menggandeng tangannya dan masuk ke dalam
mobil. Aku coba jelasin semuanya dan syukurlah Alma mau mengerti.
Walaupun
keliatannya dia masih agak kesal. Dari raut wajah nya. Aku tau betul sifat
Alma. Apalagi karena aku sayang sama dia, jadi aku terus berusaha membuat dia
yakin kalau semua ini bukan murni kesalahan ku.
Jalanan yang macet membuat kami
harus menunggu cukup lama. Tidak ada percakapan yang terjadi antara aku dan
Alma. Ya, mungkin dia masih kesal dengan kejadian yang tadi. Tapi, aku berusaha
mengerti.
*****
Restaurant
ini memang selalu ramai. Sampai-sampai kami berdua tidak kedapatan tempat
duduk. Tapi aku lihat ada sepasang tempat duduk yang kosong. Saat ku beri tau
Alma dia langsung menggandeng tangan ku. Ya Tuhan, ini mimpi bukan sih????
Oh,
ini kenyataan. Senang sekali rasanya. Saat Alma menyentuh tangan ku saja, aku
senang apalagi menggandeng nya. Ahahaha…. Benar-benar kejadian yang gak akan
terlupakan. Okay, aku coba memulai percakapan dengan Alma. Daritadi dia hanya
terdiam. Seperti ada sesuatu yang sedang ia pikirkan.
*****
Hmm,
seperti nya ini waktu yang tepat buat nyatain perasaan ku sama Alma. Baiklah,
akan ku coba.
“alma, aku mau ngomong sesuatu.”
“apa?apa?” Tanya nya penasaran.
“gak jadi deh.” Jawab ku ragu.
“duh, dani kebiasaan. Dari dulu kalo
ngomong pasti setengah-setengah. Apaan sih?”
“yakin mau tau? Tapi jangan marah ya?”
sekali lagi aku meyakinkan Alma agar tidak marah.
“iya. Iya. Gak akan marah. Apaan sih?”
“hmm, aku cuma mau bilang. Aku suka sama
kamu.”
“dani lagi bercanda nih? Aduh, ini cowo ya
dari dulu kerjaan nya bercanda terus.” Alma sepertinya gak yakin sama omongan
aku.
“aku ngerti kok, mana waktu buat bercanda
sama enggak. Kamu pikir, buat nyatain perasaan aku ke perempuan yang selama ini
aku suka, itu bercanda?”
*****
Alma
terus melempar beberapa pertanyaan. Dan akhirnya, entah ini Cuma mimpi di siang
bolong atau bagaimana. Dia menerima ku. Yap, mulai sekarang aku dan Alma telah
menjadi sepasang kekasih. Dan aku berharap ini akan berlanjut. Ingat! Hanya
maut yang bisa memisahkan kita. Bukan yang lain.
Dani’s POV end
***
Alma’s POV
Aku
gak ngerti sama apa yang dipikirin Dani. Dia mau bikin aku kena serangan
jantung atau bagaimana??? Dia suka sama aku???? Aku masih gak percaya. Tapi
kalau ini memang kenyataan, terima kasih Tuhan….. Kau telah mengabulkan doa ku.
Aku juga udah lama suka sama Dani. Tapi, gak mugkin kan kalau perempuan duluan
yang nyatain perasaan nya???? Setelah aku putus sama Alvaro, aku berharap akan
dapat pasangan yang lebih baik. Dan aku yakin Dani lah orang nya. Akhirnya kami
saling melemparkan janji-janji kita dalam menjalani hubungan ini.
Ahahaha….bukan janji sih, tapi perlu bukti juga.
*****
Dani
mengantar ku pulang. Senang sekali rasanya hari ini. Kejadian yang gak akan di
lupain. Yang masih membuat ku senang adalah Dani. Dani akhirnya kamu peka juga
yaa. Dari dulu di kode-in di modus-in tapi gak peka-peka juga. Sampe sekarang
akhirnya kamu bisa peka juga. Ya Tuhan, ini keajaiban banget. Hah, ya udah lah.
Aku capek. Aku mau istirahat dulu atau mungkin tidur. Semoga mimpi-in kamu lagi
Dani.
Alma’s POV end
To be Continue.....
To be Continue.....
Langganan:
Postingan (Atom)